Entri Populer

Kamis, 10 Maret 2011

Jesus in The Himalayas

Jesus in The Himalayas

jesus-tibet“Jika benar Yesus pernah tinggal di Himalaya dan makamnya berada di Kashmir, ini akan mengubah pandangan dunia. Yesus bukan monopoli dunia Barat tetapi ia pun ‘hidup’ di Timur sehingga ia menjadi universal. Cara pandang seperti ini tidak mengkotak-kotakkan manusia sehingga ‘abad’ baru pasti datang kepada kita semua,” demikian Jeff  Saiz Phd. dalam film Jesus In Himalaya berkomentar.
“Walaupun saya tidak mendapatkan bukti otentik akan cerita itu tetapi minimal saya sudah menempuh jalur yang ditempuh oleh Saint Issa atau Yesus,” katanya lebih lanjut.
Mengawali perjalanannya dengan sebuah pertanyaan: “mengapa Yesus setelah disalibkan pergi ke India?” Kalau ia tidak mengenal India sebelumnya mungkinkah ia pergi ke sini? Kemungkinannya adalah ia pernah ke India dan kembali lagi ke sana.”
Cerita dibuka mengisahkan perjalanan Jeff mencari data mengenai kisah Yesus di Himalaya. Pertama ia bertemu dengan seorang professor di sana yang menceritakan makam Yesus di Kashmir, pada makam ini secara aneh ditemukan bahwa ada 2 bagian dari tutup makam, bagian atas makam menghadap Selatan-Utara yang berarti mengikuti tradisi baru di India sedangkan bagian bawah menghadap Barat-Timur yang berarti makam orang-orang kuno dari tradisi lama. Selanjutnya dalam makam itu juga ditemukan jejak telapak kaki yang menggambarkan luka seperti luka bekas salib, ini adalah luka yang dimiliki oleh Yesus. Makanya professor dan teamnya berkesimpulan inilah makam Yesus.
jesusleft
Kisah ke dua adalah adanya makam Santo Thomas di Madras/Chennai, ia adalah salah seorang rasul dari Yesus. Sehingga makin memperkuat bahwa Yesus memang pernah ada di India. Kemudian ia melanjutkan ke arah pegunungan Himalaya termasuk ke Biara Himis. Termasuk bertanya kepada peramal kepercayaan Dalai Lama dengan jawaban Issa (Saint Issa – rakyat setempat memanggil Yesus demikian) pernah berada di sana karena bukti pohon teh yang dibawanya dari India ada di sana. Melanjutkan pertanyaan ke beberapa penduduk, akhirnya di sekitar pegunungan di kaki Himalaya ia mendapatkan cerita rakyat yang cukup memuaskan yang menceritakan Yesus sempat berada di sana ketika ia berusia 13 – 29 tahunan karena ketika berumur 30 tahun Yesus sudah di Palestina kembali.
Hal yang menarik lainnya yang ditemui oleh Jeff adalah: Mala (Budha) atau Rosario, kalung yang dipergunakan untuk berdoa mempunyai jumlah butiran yang sama yaitu 108 butir, begitu pula dengan ritual dalam agama Kristen (seperti musik dan lonceng, serta mantra dan kidung) ternyata banyak kemiripan dengan tradisi Budha dan juga ajaran Yesus seperti Non Violence, Kasih, Sabar dan lain sebagainya sangat sesuai dengan ajaran Budha dan Hindu. Jika demikian sangatlah mungkin Yesus pernah belajar dari India dan pegunungan Himalaya.
Adalah Nikolas Notovich yang pertama kali menuliskan tentang hal ini. Secara kebetulan ketika ia berburu kakinya patah dan ia dibawa ke Himis (salah sebuah kuil/Vihara di pegunungan Himalaya) untuk dirawat. Para pendeta/bhiku di sana merawatnya dengan baik. Selama dalam perawatan itu hampir setiap hari ia membujuk untuk diperlihatkan lontar yang menceritakan tentang Issa di sana (sebelumnya ia pernah mendengar kisah ini), dan akhirnya permintaannya dikabulkan. Mulailah ia dibacakan satu demi satu helaian lontar oleh bhiku di sana dan diterjemahkan oleh seorang guide yang mendampinginya dan ia pun menyalin kata perkata yang diterjemahkan itu. Setelah sembuh ia pun pulang kembali ke negerinya dan menerbitkan buku tentang keberadaan Yesus di Himalaya.  Menyamai perjalanan Notovich, Jeff pun pergi ke Himis tetapi sebelumnya ia bertanya kepada seorang pastur dari sebuah misionaris yang dengan tegas menolak pendapat bahwa selama tahun-tahun yang hilang Yesus ke Himalaya, dikatakannya Yesus tetap berada di Palestina. Tetapi ada sesuatu yang tidak dapat dipungkiri ketika visi missionaris pertama kali masuk daerah Himalaya, di sana ditemukan penduduknya telah mengenal ajaran yang dibawakan, para penduduk berkata: “di bawah pohon ini Issa pernah memberikan ajaran-ajarannya.”
Di Himis, Jeff bertanya pada para pendeta dan dijawab bahwa ada sebuah ruangan gelap dan rahasia tempat penyimpanan lontar-lontar dan kuncinya di bawa oleh seorang pendeta yang kedatangannya setiap 5 – 6 tahun sekali ke sana. Dan di salah sebuah kuil Jeff bertemu dengan seorang Amerika yang belajar meditasi di sana, ia menceritakan pengalamannya ketika ia bernyanyi di ‘suatu’ tempat tiba-tiba ada seorang pendeta kecil yang membawanya ke sebuah ruangan dan di dalamnya ia menyaksikan lontar dimaksud. Tetapi keesokan harinya ketika ia mencari pendeta kecil itu tidak ditemukannya (di sana banyak sekali pendeta), namun ada ‘sesuatu’ yang dirasakannya. Ketika ia ‘bernyanyi’ di tempat itu, seolah batinnya mengatakan “Yesus pernah berada di sini,” dan energinya sangat kuat.
Film yang ditutup dengan perkataan walaupun tidak menemukan bukti otentik namun tersimpan rasa puas dalam diri Jeff. Sambil tetap mengusung ide bahwa jika bukti ini ditemukan maka ini akan merubah sejarah dunia dan kita akan semakin universal.
*
Pada masa Nikolas Notovich menulis kisah Yesus di Himalaya, ribuan bukunya langsung dibakar. Tetapi kisahnya bukanlah yang pertama dan terakhir, jauh setelah ia melihat lontar tersebut seorang India Abedanath dari Calcuta pun menulis hal yang sama di tahun 1950an. Bersumber dari lontar yang sama di kuil yang sama yaitu Himis dan masih banyak juga orang yang melihatnya. Buku yang ditulis Abedanath menjadi Best Seller saat itu.
Kemudian di tahun 1980an terungkap fragmen Laut mati yaitu Gospel of Thomas yang dikoleksi oleh seorang kolektor langka. Barulah terungkap gereja dan makam Saint Thomas di Madras/Chennai berikut Injilnya yang mengatakan bahwa Thomas adalah saudara kandung Yesus.  Sebenarnya Injil pun mengungkapkan reinkarnasi hanya saja di tahun 300-an dihapus oleh seorang Raja dari Konstantinopel hanya karena ia bertanya apakah kalau ia mati dapat saja lahir kembali sebagai binatang. Dan dijawab: “ya.” Egonya tersinggung sehingga ia menghapus ayat dalam Injil tersebut, di sini sekali lagi kita melihat bahwa politisasi telah memasuki kehidupan beragama sehingga ajaran-ajaran dapat saja dibelokkan demi kepentingan pribadi.  Paham reinkarnasi sebenarnya sudah lama diturunkan sejak nabi Ibrahim dengan kelompok Hazid yang kemudian berkembang menjadi Kabala. Yesus meneruskan tradisi ini.
Untuk melihat  video  dokumentasi yang dibuat oleh discovery channel mengenai hal tersebut  bisa mengakses ke
Sumber : http://henkykuntarto.wordpress.com/2009/01/22/jesus-in-himalaya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar