Entri Populer

Rabu, 25 April 2012


Pengertian dan Manfaatnya menjadi seorang UPASAKA-UPASIKAOleh : Ven. Shanti Bhadra Mahatera-Australia

  • Bagaimanakah yg disebut Upasaka-Upasika?
Dalam bahasa Pali umat Buddha laki2 disebut Upasaka dan umat Buddha wanita disebut Upasika. Kata Upasaka berarti seseorang yg mengenal dekat dgn tiratana (tiga permata) yaitu: Buddha (orang yg telah mencapai penerangan sempurna), Dhamma (ajaran kebenaran) dan Sangha (persaudaraan para Arya-Suciawan).
Ketika seseorang menerima 3 perlindungan atau menganggapnya sebagai pedoman hidup mereka maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai seorang Upasaka-Upasika.
Menjadi Upasaka-Upasika merupakan pilihan hidup setiap orang yang dilandasi oleh pengertian dan kesadaran (bukan paksaan). Upasaka-Upasika adalah seseorang yg telah menyatakan diri bertekad untuk berusaha melatih diri dgn sungguh-sungguh utk melaksanakan pancasila (5 latihan disiplin moral) utk mengurangi 3 kekotoran natin pada diri yaitu: Lobha (keserakahan), Dosa (kebencian), Moha (kebodohan).
Pancasila (5 latihan disiplin moral) yg dianjurkan oleh Buddha adalah  BERUSAHA DGN SUNGGUH-SUNGGUH / BERTEKAD UTK MELATIH DIRI MENGHINDARI : 1. Menyakiti / membunuh mahluk hidup, 2. Mengambil barang yg tidak diberikan / mencuri, 3. Melanggar nilai-nilai kesusilaan / moralitas, 4. Berkata yg tidak benar, kasar, fitnah, berbohong, 5. Makan dan minum yg menyebabkan lemahnya kesadaran.
  • 10 Pengertian
Dalam Milinda Panha (pertanyaan Raja Milinda), Bhikkhu Nagasena dalam percakapannya dgn raja yunani, melepaskan garis besar 10 kualitas seorang upasaka:
  1. Dia selalu menginginkan kesejahteraan Sangha. Dhamma menempati kedudukan yg utama dalam kehidupannya.
  2. Dia selalu memberi dgn kemurahan hati.
  3. Bila dia melihat tanda kemunduran diri Ajaran Sang Buddha (sasana) dia berbuat dgn sekuat tenaga utk menolong dan menegakkan kembali.
  4. Dia terbebas dari takhayul tentang pertanda & tanda-tanda yg memberikan keuntungan dunia memiliki pengertian benar.
  5. Walaupun ada masalah dalam kehidupannya, ia tidak memikirkan orang lain selain Sang Buddha sebagai Gurunya.
  6. Dia tertib dalam ucapannya dan perbuatannya.
  7. Dia rukun dan harmonis dalam hubungan antar manusia.
  8. Dia tidak iri.
  9. Dia tidak menggunakan agama buddha utk menipu orang lain atau memperoleh nama dan kemahsyuran.
  10. Dia menerima perlindungan (berpedoman pada Buddha, Dhamma dan Sangha)

  • 8 Ciri dan manfaat sebagai Upasaka/Upasika.
Dalam percakapan dgn Mahanama, salah seorang sepupu Sang Buddha, beliau menguji 8 tanda seorang upasaka yg melakukan perbuatan yg bermanfaat bagi dirinya sendiri dan memberikan berkah dan bantuan kepada orang lain.
8 Ciri tersebut adalah:
    1. Dia memiliki kepercayaan dan menanamkannya pada orang lain.
    2. Dia memiliki kebajikan dan disiplin serta mendorong orang lain untuk melakukan hal yg sama.
    3. Dia memiliki kemurahan hati dan menjelaskan perbuatan baik kepada orang lain.
    4. Dia senang bertemu dgn Bhikkhu dan mengajak orang lain utk bergabung bersamanya.
    5. Dia gemar mendengarkan Dhamma dan mendorong ketertarikanya pada Dhamma itu kepada orang lain dan dia memulainya utk berbuat demikian.
    6. Dia menunjang Dhamma yg telah dia dengarkan dan merenungkan dalam batin pada waktu senggang utk memperdalam pengertiannya. Dia menganjurkan orang lain berbuat demikian.
    7. Dia mengkaji dan menerapkan Dhamma secara terus menerus dan mendorong orang lain utk melakukan hal yg sama.
    8. Dia mempraktekkan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari, mendorong dan membangkitkan orang lain utk melakukan hal yg sama.
    Seorang Upasaka seharusnya tidak melakukan sejumlah pekerjaan yg merugikan orang lain, yaitu 5 jenis perdagangan yg harus dihindari : berdagang peralatan perang, budak, daging/binatang, makanan/minuman yg dapat memabukkan dan racun.
    • 5 Pencapaian Upasaka – Upasika
    Sang Buddha telah menunjukkan bahwa seseorang upasaka yg mempunyai 5 hal berikut ini dgn baik dapat diumpamakan seperti bunga teratai merah (Paduma), teratai putih (Pundarika) dan permatan (Ratana), kelima hal tersebut adalah :
    1. Saddha (keyakinan pada Buddha, Dhamma dan Sangha),
    2. Sila (kemoralan, etika),
    3. Tidak yakin pada “Kotuhala Mangalika” (menerima sesuatu yg baik dan buruk yg ia anggap sebagai pertanda keberuntungan dan kemalangan,
    4. Yakin pada hukum karma (hukum sebab musabab),
    5. “Na bahida dakkhiineya angaveseti” (pencarian dimanapun, diluar ajaran Sang Buddh, untuk berdana baik segi materi maupun non materi dan mengulurkan tangan pertama-tama pada kebenaran, sebagai pengamalan ajaran Sang Buddha.
    Melainkan hal-hal tersebut berarti menodai upasaka yg dapat diumpamakan seperti orang buangan (chandala), noda (malan) dan orang dari keturunan rendah (patikuttha).



    Kutipan dari : What makes A Buddhist Upasaka and Upasika

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar