Entri Populer

Sabtu, 26 Februari 2011

THE SECRET? RAHASIA? BUKAN RAHASIA? | www.FerdianAdi.com

THE SECRET? RAHASIA? BUKAN RAHASIA? | www.FerdianAdi.com

The Secret

The Secret
by Rhonda Byrne


Di tangan Anda tergenggam sebuah Rahasia Besar....


Jika Anda Tahu Rahasia Ini - Kekayaan, Kebahagiaan, Kesehatan - Semua Yang Anda Inginkan Akan Menjadi Milik Anda!"

KINI SAATNYA ANDA JUGA TAHU!
SATU RAHASIA UNTUK SELAMANYA!



Di Internet, dibicarakan jutaan orang, ribuan forum dan website dan menyebar ke seluruh dunia seperti virus dengan jutaan fans setia. Dibahas koran USA Today, CBS News, Time Magazine. Diliput Ellen Degeneres Show, Larry King Show dan Oprah Winfrey Show!

Apa Yang Akan Anda Temukan Di buku The Secret?




Buku ini mengupas tentang pengembangan diri atau motivasi. Buku yang di-launching pada 2006 setelah film The Secret ditayangkan, langsung dibedah dalam acara Oprah Show asuhan Oprah Winfrey. Di Amerika buku ini menjadi best seller versi New York Times.
Di Amazone sendiri, The Secret menjadi salah satu buku Top Five Best Seller. Sehingga tak heran jika The Secret karya Rhonda Byrne menjadi salah satu buku yang fenomenal seperti buku Rich Dad Poor Dad Karya Robert T. Kiyosaki. Buku ini juga mengupas tentang Rahasia sukses dalam 10 pokok bahasan, antara lain:
rhonda byrne
  1. Pengungkapan rahasia
  2. Penyederhanaan rahasia
  3. Cara menggunakan rahasia
  4. Proses penuh daya
  5. Rahasia uang
  6. Rahasia relasi
  7. Rahasia kesehatan
  8. Rahasia dunia
  9. Rahasia Anda
  10. Rahasia kehidupan
The Secret to Money: Rahasia Kekayaan!
Apakah Anda mau meningkatkan sisi finansial Anda? Tingkatkan kemakmuran dan kekayaan Anda dengan The Secret. Pelajari proses luar biasa untuk menghasilkan kekayaan yang diinginkan, bahwa Anda pantas menjadi kaya! Temukan hidup Anda di rumah impian Anda, berwisata ke tempat-tempat eksotik dunia, mengendarai mobil impian Anda! Belajar bagaimana keluar dari hutang dan mulai menikmati hidup. Inilah salah satu bagian The Secret yang paling digemari!

The Secret to Relationships: Rahasia Relasi/Percintaan!
Ingin mendapatkan pria atau wanita idaman? The Secret akan menunjukkan Anda caranya, Anda akan heran betapa gampangnya. Begitu Anda tahu bagaimana menggunakan Hukum Ketertarikan, hidup Anda akan berubah!

The Secret to Health: Rahasia Kesehatan!
Rahasia dari kehidupan yang harmonis - termasuk kesehatan. Anda akan mendapatkan inspirasi dari orang-orang yang mengalami mujizat penyembuhan sendiri. Aplikasikan prinsip-prinsip The Secret agar hidup Anda penuh vitalitas, penuh energi dan kesehatan optimal mulai saat ini juga.

The Secret to You: Rahasia Hidup Anda!
The Secret akan mengungkapkan bagaimana menemukan jati diri Anda yang sebenarnya dan potensi Anda sebagai manusia. Anda adalah manusia yang mampu, memiliki dan berbuat APA SAJA yang dapat dipikirkan... Anda hanya perlu tahu caranya.

The Secret to Life: Rahasia Kehidupan!
The Secret memungkinkan Anda mewujudkan kehidupan yang benar-benar Anda inginkan. Anda dapat hidup dalam kelimpahan, kebahagiaan, penuh cinta, sehat dan berkecukupan. Begitu Anda mengetahui The Secret, Anda akan mendapatkan jalan menuju perwujudan keinginan hati Anda.

The Law of Attraction: Hukum Ketertarikan
The Secret telah menjadi suatu fenomena ketika orang yang tahu memberitahukan kepada teman dan keluarganya yang lain agar membaca The Secret. Jutaan orang di dunia telah mengetahui The Secret - sekarang Anda telah menariknya ke dalam hidup Anda. Anda telah menggunakan Hukum Ketertarikan alam semesta tanpa Anda sadari, Hukum yang akan dijelaskan dalam buku ini. Rahasia yang akan merubah hidup Anda selamanya.



Kesuksesan Rhonda tidak sendirian, Ia mengakui bahwa rahasia sukses yang dituangkan dalam The Secret terinspirasi dari buku pemberian putrinya yang berjudul The Science of Getting Rich karangan Wallace D. Wattles terbitan 1910.

Kebangkitan Buddhisme di Selandia Baru



Kebangkitan Buddhisme di Selandia Baru


Saturday, January 23, 2010


Selandia Baru, Voxy News Engine -- 
Apakah yang terjadi ketika dua agama dan dua pandangan dunia bertubrukan?


Itulah pertanyaan yang berusaha dijawab oleh Hung Kemp sarjana lulusan Universitas Victoria melalui penelitian yang berfokus pada bagaimana dan mengapa warga Selandia Baru beralihkeyakinan ke Buddhisme. 


“Buddhisme mendapatkan perhatian di Selandia Baru, jadi ketertarikan saya adalah dalam hal apa yang membuat warga Selandia Baru menjadi seorang Buddhis dan beragam jalan yang mereka ambil sebagai perjalanan mereka menuju dan memeluk Buddhism,” kata Mr. Kemp. 


Sebagai bagian dari penelitian gelar PhD-nya, ia juga berfokus pada pembangunan identitas mereka yang beralihkeyakinan menjadi Buddhis bagi diri mereka sendiri sebagai warga Selandia Baru. 


Mr. Kemp mewawancarai sekitar 70 orang Buddhis baru dari seluruh Selandia Baru dan menghadiri 27 acara-acara dan pertemuan-pertemuan Buddhis. Wawancaranya menelusuri empat faktor hubungan antara: praktik dan ritual, kedirian, keyakinan dan keterlibatan. 


“Hal ini pada dasarnya sebuah perhitungan sosiologi kualitatif yang melacak mengapa warga Selandia Baru mengambil praktik Buddhisme dan bagaimana mereka melanjutkan untuk mencari pengertian, terutama dalam praktik, ritual, dan keterlibatan berkesinambungan.” 


Meskipun Mr. Kemp mengatakan bahwa ia terkejut dengan jumlah warga Selandia Baru yang beralihkeyakinan tidaklah meningkat sebanyak yang ia kira, atau sebanyak kecenderungan yang ditunjukkan di luar negeri, Buddhisme tetap menjadi sebuah agama yang populer di sini. 


“Hal ini berdasarkan pada beberapa jumlah faktor – meningkatnya profil Dalai Lama, hubungan dekat Selandia Baru dengan Asia dan fakta bahwa kami cukup terbuka terhadap agama-agama baru dan memiliki sejarah dalam Selandia Baru akan orang-orang yang bereksperimen dengan agama-agama baru.” 


Mr. Kemp, yang juga memiliki sebuah gelar Masters of Theology, mengatakan kisah-kisah yang diwawancarakan berada dalam narasi sejarah sosial Arkadia. 


“Jika Selandia Baru adalah Arkadia – bersih, hijau, 100% murni dan tempat yang ideal untuk ditempati – maka dapat dipahami sebagai sebuah Tanah Suci Buddhis. Arkadia dan Tanah Suci datang bersama-sama dalam pengertian “tempat tinggal”, menawarkan sebuah peran baru imajinasi bagi para praktisi Buddhis.” Secara keseluruhan, ia mengatakan bahwa penelitiannya mengindikasikan bahwa para pengalihkeyakinan baru secara penuh percaya bahwa Selandia Baru adalah sebuah tempat yang baik untuk mempraktikkan Buddhisme. 


“Buddhis di Selandia Baru mengatakan bahwa mereka akan melanjutkan untuk membentuk identitas mereka sendiri dan menemukan sebuah turangawaewae atau tempat identitas untuk berpijak.” 


Salah satu pembimbing Mr. Kemp, Profesor Paul Morris mengatakan, ”Karya perintis Dr. Kemp yang merupakan studi sistematik pertama atas warga Selandia Baru yang menjadi seorang Buddhis, memberitahukan kepada kita baik mengenai agama dan spiritualitas dalam negara kita dan pengejewantahan khusus dari Buddhisme di sini.” Mr. Kemp lulus dengan gelar PhD bidang Studi Keagamaan dan beharap untuk mengajar studi Keagamaan atau Asia. Pembimbingnya adalah Dr Rick Weiss dan Profesor Paul Morris. 


Sumber: http://www.bhagavant.com/home.php?link=news&n_id=206

Dapatkah Pikiran Memengaruhi kenyataan?




DAPATKAH PIKIRAN MEMENGARUHI KENYATAAN?

"Diri kita seutuhnya adalah hasil dari apa yang kita pikirkan.
Pikiran adalah segalanya. Kita adalah apa yang kita pikirkan."
 - Atribusi kepada Buddha Sidartha Gotama.


Menurut Dr. Joe Dispenza, setiap kali kita belajar atau mengalami sesuatu yang baru, ratusan juta saraf merespon secara otomatis.

Dr Dispenza menjadi terkenal dengan teori inovatifnya mengenai hubungan antara pikiran dan materi.

Barangkali beliau dikenal sebagai salah seorang ilmuwan yang tampil dalam acara dokudrama 2004 berjudul What the Cleep Do We Know, hasil kerjanya telah membantu menyingkap pikiran manusia yang luar biasa serta kemampuannya untuk menciptakan hubungan sinaptik dengan cara menfokuskan perhatian secara  cermat.

Cobalah membayangkan: dalam setiap pengalaman baru, hubungan sinaptik tercipta di dalam otak kita. 

Dengan setiap sensasi, pandangan, atau emosi yang tidak pernah diketahui sebelumnya, hubungan baru di antara lebih dari 100 ribu juta sel otak pasti akan terjadi.

Tetapi gejala ini memerlukan penguatan yang terfokus untuk bisa menghasilkan perubahan yang berarti. Jika pengalaman tersebut berulang lagi dalam waktu yang relatif pendek, hubungan akan menjadi lebih kuat. Jika pengalaman tidak terjadi lagi dalam waktu yang lama, hubungan bisa melemah atau hilang.

Ilmu pengetahuan dulu percaya bahwa otak manusia adalah statis dengan program-program yang tidak berubah banyak. Tetapi, penelitian terkini dalam ilmu saraf sudah menemukan bahwa pengaruh setiap pengalaman jasmani dalam organ berpikir manusia (dingin, ketakutan, kepenatan, kebahagiaan) semuanya bekerja membentuk otak manusia.

Jika angin sepoi-sepoi sejuk mampu mengangkat semua rambut di tangan kita, apakah pikiran manusia mampu menimbulkan sensasi sama dengan hasil identik? Barangkali kemampuannya lebih dari itu.

"Bagaimana jika dengan berpikir saja kimiawi dalam tubuh kita bisa begitu sering melonjak hingga di atas kondisi normal sehingga sistem pengaturan tubuh kita akhirnya mendefinisikan kondisi tidak normal tersebut menjadi kondisi biasa?" Coba lihat jawabannya di buku Dispenza 2007 "Evolve Your Brain, The Science of Changing Your Mind." Prosesnya tidak kentara, mungkin selama ini kita tidak pernah mencurahkan perhatian sebanyak itu hingga sekarang.

Dispenza percaya bahwa otak sebenarnya tidak mampu membedakan sensasi fisik nyata dari sebuah pengalaman internal yang terjadi di tubuh. Sehingga, materi abu-abu kita bisa dengan mudah terpedaya mengubah diri sendiri ke dalam kondisi kesehatan yang buruk ketika pikiran kita terfokus secara kronis pada suatu pemikiran yang negatif. 

Dispenza menjelaskan hal itu dengan merujuk pada eksperimen di mana subyek diminta berlatih memindahkan jari manis mereka pada alat yang dibebani pegas selama sejam dalam sehari selama empat minggu. Sesudah berulang kali melawan daya pegas, jari subyek menjadi 30 persen lebih kuat. Sementara itu, kelompok subyek lain diminta membayangkan melakukan hal yang sama tetapi tidak pernah menyentuh alat per sama sekali. Sesudah empat minggu latihan, kelompok ini mengalami peningkatan kekuatan jadi  sebanyak 22 persen.

Bertahun-tahun, ilmuwan sudah mengamati cara di mana pikiran mendominasi materi. Dari efek plasebo (di mana orang merasa lebih baik sesudah mengonsumsi obat palsu) hingga praktisi Tummo (latihan dari Tibetan Buddhism di mana individu berkeringat ketika bersemadi pada temperatur di bawah nol derajat), pengaruh bagian "spiritual" manusia yang melampaui tantangan fisik di mana materi diatur oleh hukum fisik dan pikiran adalah sebuah hasil sampingan dari interaksi kimia di antara neutrons.

Melampaui Kepercayaan

Penyelidikan Dr Dispenza berawal dari waktu kritis dalam hidupnya. Sesudah ditabrak sebuah mobil ketika mengendarai sepedanya, dokter bersikeras bahwa tulang belakang Dispenza perlu dioperasi untuk bisa berjalan lagi - sebuah prosedur yang akan membuatnya merasa sakit kronis selama sisa hidupnya.

Tetapi, Dispenza, seorang chiropractor, memutuskan menantang ilmu pengetahuan dan merubah kondisi cacat tubuhnya melalui kekuatan pikiran, dan dia berhasil. Sesudah sembilan bulan menjalani program terapi secara fokus, Dispenza bisa berjalan kembali. Karena kesuksesan ini, dia memutuskan mendedikasikan hidupnya mempelajari hubungan antara pikiran dan tubuh.

Bermaksud menjelajahi kekuasaan pikiran untuk menyembuhkan tubuh, "brain doctor" sudah mewawancarai puluhan orang yang sudah mengalami "remisi spontan." Ada juga individu dengan penyakit serius yang memutuskan mengabaikan pengobatan konvensional, dan sepenuhnya sembuh. Dispenza menemukan bahwa semua subyek ini mempunyai pemahaman yang sama, yaitu pikiran mereka menentukan kondisi kesehatan mereka. Sesudah mereka memusatkan perhatian untuk mengubah pemikirannya, penyakitnya sembuh secara ajaib.


Ketagihan Emosi

Dispenza menemukan bahwa manusia sebenarnya mempunyai ketagihan yang tidak disadari terhadap emosi tertentu, negatif dan positif. Menurut penelitiannya, emosi dapat mengikat orang melakukan tindakan secara ber-ulang, berkembang menjadi "ketagihan" dengan kombinasi bahan kimia tertentu di otak dengan frekuensi tertentu.

Tubuh menanggapi emosi ini dengan bahan kimia tertentu dan pada akhirnya mempengaruhi pikiran untuk mempunyai emosi yang sama. Dengan kata lain, bisa dikatakan bahwa orang penakut dalah "ketagihan" terhadap rasa ketakutan. Dispenza menemukan bahwa ketika otak individu seperti itu dapat membebaskan dirinya sendiri dari keterikatan kombinasi kimia rasa takut, reseptor otak dari bahan seperti itu juga akan terbuka. Hal yang sama terjadi dengan depresi, kemarahan, kekerasan, dan nafsu lain.

Namun, banyak orang skeptis dengan kesimpulan Dispenza, meskipun sudah terbukti bahwa pikiran bisa mengubah kondisi fisik manusia. Umumnya dihubungkan sebagai ilmu pengetahuan pseudo, teori "percaya realitasmu sendiri" terdengar tidak ilmiah.

Ilmu pengetahuan mungkin tidak siap mengakui bahwa fisik bisa diubah melalui kekuatan pikiran, tetapi Dr Dispenza meyakinkan hal itu memerlukan suatu proses.

"Kita tidak perlu menunggu ilmu pengetahuan untuk memberikan izin untuk melakukan yang tak biasa atau hal lain yang mereka katakan benar. Jika hal itu terjadi, berarti kita menganggap ilmu pengetahuan sebagai bentuk agama yang lain. Kita sebaiknya tidak menjadi orang yang konvensional, kita sebaiknya berlatih melakukan sesuatu yang luar biasa. Jika kita bisa konsisten dengan kemampuan kita, berarti kita sama dengan menciptakan ilmu pengetahuan baru," tulis Dispenza. (Leonardo Vintini/The Epoch Times/rob)

Sumber: http://www.epochtimes.co.id/iptek.php?id=347

Biografi Dr. Joe Dispenza : http://www.drjoedispenza.com/Biography.aspx 

(Dikutip dari http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=1428&multi=T&hal=0)

Bhiksu Lodre Sangpo, dari Jerman, Mengenal Buddhis di Indonesia



 
 
Bhiksu Lodre Sangpo
Mengenal Buddhis di Indonesia
  
Saya lahir di Jerman 43 tahun yang lalu, anak kedua dari tiga bersaudara. Saat masih muda saya menyelesaikan pendidikan di Jerman yang kalau di Indonesia mungkin D3. yang mana lebih ke arah Ilmu Pengetahuan. Ketika saya berumur 20an, saya mulai berkeliling Asia, terutama Asia Tenggara, dari tahun 1989-1993 saya berkeliling di Indonesia dan menjadi Buddhis juga di Indonesia. Kemudian saya banyak belajar di India dan Nepal, dan di tahun 1994 saya menjadi Samanera, waktu itu di Bodhgaya. Guru utama saya, beliau sudah wafat, salah satu dari aliran Gheluk, yang berdomisili di Dharmasala.

    Di tahun 1997 saya menjadi Biksu di India Selatan. Dari tahun 1998 sampai sekarang saya banyak berkeliling kemana-mana, saya pernah ke Thailand, Srilanka dan lain-lain. Kemudian , di tahun 1998-2002 saya juga banyak belajar di bagian Teravada karna pernah juga tinggal bersama Biku Teravada di Thailand. Saya banyak menghabiskan waktu di Indonesia, seperti pernah tinggal di Manado selama 2 tahun, juga di daerah Tanggerang cukup lama, dan sejak bulan Juli tahun lalu kebanyakan saya tinggal di Jakarta Barat. Saya juga pernah 1 tahun tinggal di Philipina pada tahun 2008-2009. lalu saya mengajar di sekolah disana.

    Saya berharap mungkin 1 tahun sekali minimal saya dapat keluar untuk belajar atau mungkin menemui para Guru, retret mungkin, karena saya belum menjadi Buddha, saya masih harus mencari waktu untuk melatih diri. Begitupun saya melihat para guru saya, walaupun mereka sudah tua, mereka tetap masih belajar apalagi saya. 
 
    Di posisi saya, saya sering dijadikan guru, padahal saya juga masih belajar sehingga seringkali apalagi di Indonesia, anggota Sanggha sangat langka, saya sering dalam posisi mengajar, membimbing upacara, maka dari itu saya harus mengerti dan belajar sebanyak mungkin, semakin banyak pengalaman semakin banyak manfaat yang bisa saya berikan. Karena bila gurunya bodoh bagaimana mau mengajar muridnya?

    Kenapa saya tertarik dengan Buddha? Itu sulit untuk di jawab, mungkin agak complex. Dimasa muda saya banyak pertanyaan, tentang kehidupan, dan saya mencari jawaban. Dan di antara semua jawaban yang saya temukan, yang paling tepat buat saya adalah Ajaran Buddha. Karena latar belakang saya orang Ilmu Pengetahuan, lebih ke logika, sehingga menurut pengertian saya pribadi, Ajaran Buddha banyak yang berlogika. Dari situ mungkin titik awalnya, kemudian lanjut dan apalagi saya bukan dari lingkungan Buddhis, dan 20 tahun yang lalu ketika saya bertemu dengan Ajaran Buddha, pada saat itu masih belum terlalu banyak informasi tentang Buddhis, tidak seperti sekarang yang lebih lumayan dibandingkan 20 tahun yang lalu.

    Itulah mengapa saya merasa seperti menemukan sesuatu yang sangat berharga dan saya merasa beruntung sehingga tidak mau dilepas. Muncullah keinginan untuk mengambil manfaatnya, dimana bila saya hanya menjadi umat biasa, maka saya memiliki waktu yang terbatas, kemudian saya berfikir untuk menjadi anggota Sangha, karna dengan demikian saya punya banyak waktu, lebih full time, kalau umat biasa hanya part time karena ada kegiatan lain seperti kerja, kuliah belum lagi kalau menikah, waktunya akan menjadi padat.
    Meskipun sebagai samanera atau biku memiliki waktu full time, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk belajar dan terus belajar, apalagi kami sebagai anggota Sanggha mungkin banyak dilayani, mulai dari makanan yang disediakan, tempat tinggal, obat-obatan dan lain sebagainya, maka sebagai anggota Sanggha harus memanfaatkan waktu full time tersebut sebaik mungkin dengan terus belajar dan berlatih, kalau hanya makan tidur saja, mungkin saya pikir bisa mendapat karma berat.

    Bicara tentang Ajaran Buddha mungkin saya bisa berbagi sedikit pengetahuan saya, dimulai dari pendedikasian yang ada dalam Buddhis, yaitu Mahayana, Teravada, dan Tantrayana. Dedikasi juga mencerminkan Mahayana yang intinya semoga dari kebajikan yang telah saya lakukan semoga saya mencapai pecerahan sempurna demi semua makhluk hidup, contohnya dari praktek yang telah dilakukan Avalokitesvara, yaitu membimbing semua makhluk hidup ditingkat keBudhaan.

    Jadi ada Mahayana dimana kita membangkitkan Bodhicitta demi semua makhluk hidup kita mendedikasikan. Kemudian juga ada Teravada dan Tantrayana. Semua itu saling berkaitan satu sama lain. Namun sebelum kita mengambil sumpah Bodhisatva sebelumnya kita harus berlindung terlebih dahulu dan mengambil 5 sila. Dalam Tantra ada banyak tingkat dan yang ditingkat yang tinggi ada sumpah Tantra tetapi sebelumnya harus mengambil sumpah Bodhisatva terlebih dahulu.

    Dahulu di Vihara Nilanda, di India yang terkenal mungkin lebih banyak Guru Mahayana yang mana selain bahasa Sanskrit mereka juga mempelajari bahasa Pali, keduanya dipelajari bersama. Jadi sesungguhnya apabila kita mau benar-benar praktik tidak bisa langsung loncat, walaupun mungkin bisa saja karna di Tibet kami juga belajar 4 kebenaran, kita harus lewati tahap itu mungkin bukan dari tradisi manapun tetapi memang dari Budha, yang didalam tradisi Geluk kami belajar Lamrin yang merupakan tahap jalan panjang menuju kesempurnaan. Tahap awalnya kita merenungkan keberadaan kita didunia ini, lalu  bagaimana akhir dari kehidupan kita, bagaimana makna dari kehidupan manusia, kemudian juga karma dan sebagainya yang umum, mungkin cenderung ke arah Teravada umum, kemudian kita membangkitkan bodhicitta, Sunyata yang lebih cenderung ke Mahayana umum, dan kalau sudah selesai baru lanjut ke Tantra.

    Sama seperti kalau kita mau membangun rumah diatas pasir, tidak akan kuat, kita harus membuat cor yang kuat memakai kerikil, batu dan sebagainya sehingga kokoh saat kita membangun sebuah rumah dan tahan lama. Sama seperti Tantra, bila kita mau mempraktekkannya sangat  baik bila kita memahami tentang penderitaan, lalu sungguh-sungguh membangkitkan keinginan membebaskan diri dari penderitaan, yang nanti kita cari siapa yang bisa membimbing saya, dan kita berlindung pada Buddha, Dharma dan Sangha. Karna Buddha telah mencontohkan apa yang ingin kita jalankan, Buddha telah selesai dan jika kita ingin menjadi seperti yang Buddha lakukan kita tahu bahwa kita harus mengikuti yang Buddha ajarkan.

    Dengan menjadi Buddha kita baru bisa menolong semua makhluk oleh karna itu kita juga harus memiliki tekad yang bulat bahwa saya harus menjadi Buddha, yang mana untuk menolong diri sendiri tetapi juga dapat menolong semua makhluk. Maka dari itu kita harus menjalankan praktek dan Sunyata yaitu kebenaran. Kita harus membuka mata batin kita agar kita dapat melihat kebenaran sejati, dengan menyingkirkan semua yang dapat menghalangi pandangan kita.Sehingga ketika kita sudah mendapat pandangan benar. Dan itu tidak kita cari dari luar, karena Budha mengatakan bahwa semua makhluk bukan hanya manusia memiliki Benih Kebudhaan (Buddha Nature), yang membedakan mereka dan kita sebagai manusia adalah kita berada pada alam yang dapat membangkitkan benih kebudhaan itu. 
 
    Manusia memiliki keberuntungan dalam kebebasan, kemampuan, potensi yang mencukupi untuk mencapainya, yang tidak dimililiki makhluk lain. Mungkin di alam yang rendah terlalu banyak penderitaan, atau di alam binatang tidak memiliki kemampuan, kebodohan dan kebebasan yang menyebabkan mereka tidak dapat mencapainya. Yang alam tinggi seperti di alam surga, mungkin terlalu menyenangkan sehingga menjadi malas dan cuek, tidak mau berusaha. Kalau kita di alam manusia itu pas, kita ada keberuntungan, kemampuan tetapi kita juga ada penderitaan, karna dari penderitaan itulah yang menjadi motivasi, yang mendorong kita untuk membebaskan diri.

    Bila kita tidak ada penderitaan, kita hanya senang terus mungkin kita tidak ada bedanya dari dewa, kita tidak akan ada semangat untuk berubah dan mencapai penerangan sempurna. Tapi karena kita manusia, kita mengalami masalah, sakit, dan sebagainya, yang kemudian membuat kita berniat untuk tidak mengalami penderitaan itu lagi sehingga kita mencari cara bagaimana kita dapat terbebas dari penderitaan itu. Kita berpotensi dan kita juga harus menemukan Ajaran. Karna tanpa Ajaran kita tidak tahu kemana langkah kita, tetapi jika kita menemukan Ajaran kita sangat beruntung karena kita menjadi tahu kemana langkah kita.

    Oleh karena itu manfaatkanlah sebaik mungkin karma kita yang telah terlahir sebagai manusia dan bertemu dengan Ajaran Budha, dengan belajar dan mempraktekkan apa yang diajarkan Budha. (.red)

source : hasil wawancara tim redaksi Majalah Sakya

Harta Buddhis Terpendam di Kashmir

Harta Buddhis Terpendam di Kashmir
Sunday, April 11, 2010


India, Bhagavant.com --
Dalam sejarah, perkembangan Buddhisme di dunia tidak terlepas dari diselenggarakannya Persamuhan Agung yang bertujuan untuk mengulang dan mengulas kembali ajaran Sang Buddha. Salah satu Persamuhan Agung yang menarik dicermati adalah Persamuhan Agung Keempat.

Ada dua buah Persamuhan Agung Keempat yang diselenggarakan pada waktu dan tempat yang berbeda. Pertama, Persamuhan Agung berdasarkan pada tradisi Theravada, yang diselenggarakan di Sri Lanka pada abad pertama Sebelum Masehi. Kedua, Persamuhan Agung berdasarkan pada tradisi Sarvastivada yang diselenggarakan di Kashmir pada abad pertama Masehi.

Seorang sarjana, peneliti sekaligus sastrawan Jammu dan Kashmir bernama Mohammad Yousuf Taing, Rabu (7/4), membuka sebuah aspek misterius dalam sejarah Kashmir yang berhubungan dengan Persamuhan Agung Keempat yang diadakan di suatu tempat dekat Harwan di kota Srinagar semasa pemerintahan Raja Kanishka.

Menurut sumber berita online Jammu dan Kashmir, Scoop News, yang dikutip oleh Bhagavant.com, Taing yang pernah mendapatkan penghargaan dengan telah menemukan tempat peristirahatan terakhir ratu-puisi Habba Khatoon di Biswak di Bihar, kembali mencengangkan K L Sehgal Hall dengan mengungkapkan bahwa ia mengetahui keberadaan sebuah lokasi dimana beberapa plakat tembaga kuno dengan kemungkinan berserta tulisan emas, tempat dimana Buddhisme terkubur.

Kemungkinan Taing mengacu pada naskah-naskah kuno pada proses diselenggarakannya Persamuhan Agung yang diadakan di Srinagar, 2000 tahun yang lalu.

Yousuf Taing datang bersama-sama dengan rekan-rekan intelektual dan koleganya dalam sebuah acara interaktif yang diselenggarakan oleh Akademi Seni, Budaya dan Bahasa, Taing juga bekerja atas inisiatif Akademi selama masa jabatannya untuk mempromosikan ragam bahasa yang ada di negara, terutama bahasa Urdu, ia berhubungan dengan para penulis kontemporer dan terutama beraitan dengan biografi Sheikh Mohammed Abdullah yang legendaries yaitu Atish e Chinar.

Kashmir merupakan wilayah yang pernah menjadi pusat terpenting dalam perkembangan dan penyebaran Buddhisme. Pada masa Kaisar Asoka, Buddhisme menjadi mayoritas di Kashmir. Nagarjuna, seorang ahli filsafat Buddhis terkemuka pernah hidup di Kashmir pada masa kerajaan Kushana dalam pemerintahan Raja Kanishka.

Sumber: http://www.bhagavant.com/home.php?link=news&n_id=218

Otak Manusia Siapa yang Paling Bahagia di Dunia?

Otak Manusia Siapa yang Paling Bahagia di Dunia?

Otak Manusia Siapa yang Paling Bahagia di Dunia?

Nurul Ulfah - detikHealth


Matthieu Ricard


Wisconsin, Adakah orang yang paling bahagia di dunia di tengah tumpukan masalah hidup yang melilit? Ternyata peneliti menemukan otak manusia paling langka yang berisi gelombang gamma, yakni gelombang yang diduga sebagai penentu kebahagiaan seseorang.

Gelombang gamma sangat jarang ditemukan pada manusia. Tapi otak seorang biksu berkebangsaan Perancis yang tinggal di daratan Himalaya diketahui penuh dengan gelombang gamma. Hal itu membuatnya dijuluki manusia paling bahagia di dunia.

Biksu tersebut bernama Matthieu Ricard. Menurut Ricard, kunci kebahagiaan terletak pada kekuatan mental. Sebagai penganut ajaran dan teori agama Budha, ia percaya bahwa kebahagiaan akan diperoleh jika fokus pada kekuatan diri sendiri. Teknik meditasi dan sikap mementingkan kepentingan orang lain adalah kuncinya.

Ricard menyebutkan ada tujuh aspek yang mempengaruhi kebahagiaan dalam hidup seseorang, diantaranya keluarga, pekerjaan, kesehatan dan sikap mental. Semua aspek itu tergabung dan terperangkap dalam pikiran. Untuk itu, apapun yang terjadi dalam hidup, semuanya harus dikembalikan pada pikiran yang tenang.

"Jika seseorang bisa menenangkan pikiran, masalah apapun yang ada dalam hidup akan terasa baik-baik saja," kata Ricard seperti dikutip dari Timesonline, Selasa (9/2/2010). Demi menghasilkan pikiran yang fokus dan tenang, Ricard sengaja untuk tidak menikah, tidak mempunyai anak atau berkarir.

Teori memfokuskan dan menenangkan pikiran yang diterapkan Ricard ternyata diakui oleh para pakar otak. Berdasarkan hasil scan otak yang dilakukan peneliti dari University of Wisconsin terhadap Ricard, diketahui bahwa bagian abu-abu pada otaknya menghasilkan gelombang gamma.

Gelombang gamma adalah gelombang yang menentukan tingkat kesadaran, ingatan, pembelajaran dan lainnya. Dalam sejarah dan literatur neuroscience, gelombang gamma belum pernah ditemukan sebelumnya pada otak manusia. Gelombang gamma inilah yang mempengaruhi tingkat ketenangan dan kebahagiaan seseorang.

Peneliti tidak hanya memeriksa otak Ricard, tapi juga faktor lainnya seperti gerakan otot muka, kemampuan mempertahankan ketenangan dan sebagainya. Semua faktor itu jika digabungkan akan menghasilkan kesehatan otak yang optimal.

Meski Ricard diduga sebagai manusia paling bahagia di dunia, ia tidak pernah mengajak apalagi memaksa orang lain untuk masuk dan menganut agamanya. Pakar saraf dan otak pun hanya menyarankan agar orang-orang mengikuti teknik yang diterapkan Ricard jika ingin hidup tentram dan bahagia.

Beberapa teknik yang dianjurkan Ricard diantaranya yaitu meditasi, mendahulukan kepentingan orang lain dan melatih pikiran bawah sadar.

Tak jauh berbeda dengan Ricard, seorang pengarang buku 'Happiness: Lessons from a New Science', Lord Layard pun mengatakan bahwa rumus bahagia adalah bersosialisasi, membuat koneksi, bergerak secara aktif, terus belajar dan biasakan memberi sesuatu untuk orang lain.

Menurut Layard yang juga merupakan pakar ekonomi Inggris, pemerintah perlu merancang program pembangunan pola hidup yang tepat untuk meningkatkan rasa bahagia.

"Kebanyakan dana dialokasikan pemerintah untuk mengurangi kemisikinan atau penyakit. Seharusnya pemerintah juga perlu mengalokasikan dana lebih untuk pelayanan kesehatan mental, dukungan orangtua dan edukasi yang positif," kata Layard. (fah/ir)



Sumber :
http://health.detik.com/read/2010/02/09/160046/1296057/766/otak-manusia-siapa-yang-paling-bahagia-di-dunia

Pengaruh agama Buddha terhadap agama Kristen

Pengaruh agama Buddha terhadap agama Kristen



Pengaruh agama Buddha terhadap agama Kristen 

Penulis : Amarasiri Weeraratne, Ceylon



Terjemahan dari :
Influence of Buddhism on Christianity,
dalam ‘Voice of Buddhism’ Vol. 5 No.2, June 1968.

Dalam buku The Pagan Source of Christianity, Edward Carpenter menerangkan bagaimana Mithraisme atau kepercayaan-kepercayaan kuno kepada Dewa Matahari mempengaruhi dogma dan ajaran-ajaran Kristen. Dalam The Source of Christianity, Kwaja Kamal Udin, Imam masjid London menerangkan dengan jelas bagaimana doktrin-doktrin Bunda Perawan, Penyaliban untuk menyelamatkan dunia, Kebangkitan pada hari ketiga dan penetapan tanggal 25 Desember sebagai hari lahir Yesus diambil dari kepercayaan kuno kepada Dewa Matahari. Tidak hanya ini, tetapi juga tanggal-tanggal yang ditetapkan untuk peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Kristus diambil dari Mithraisme.

Agama Kristen didirikan di atas paham-paham yang ada dan dapat berterimakasih atas penghancuran perpustakaan Alexandria yang memiliki bukti-bukti yang nyata mengenai dasar-dasar agama tersebut. Agama Kristen memang tumbuh dari agama-agama yang lebih dulu, lebih tua dan lebih superior. Paham Logos berasal dari Neo Platonisme, paham Tuhan dari Judaisme, Baptisme dari Essenes, Komuni dari Zoroastrianisme dan Juru Selamat Dunia dari Paganisme….dan misteri-misteri hampir seluruhnya diambil ke dalam agama Kristen.

Dalam peniruan dari agama-agama yang lebih tua agama Kristen dalam kitab Amsal mengutip beberapa pasal kata demi kata dari tulisan-tulisan orang bijaksana Mesir Amenemopa. “Surat-surat Paulus” berasal dari versi-versi Samaria yang bersumber dari versi-versi Sansekerta mengenai Deva Bodhisattva. Bangsa Yahudi memiliki kitab Daniel dari buku-buku Zoroaster dan demikian juga kitab Wahyu merupakan pengetahuan yang telah dikenal pada masa sebelum Kristen dan mempunyai hubungan dengan tulisan-tulisan Zoroaster.Keempat Injil dan sebagian percakapan-percakapan merupakan penyajian kembali dalam bentuk lain dari keempat fase kehidupan Buddha (Marie Harlowe, Michigan USA).

Dalam artikel ini bukan maksud saya untuk meninjau semua sumber agama Kristen, melainkan pengaruh agama Buddha yang ada hubungannya dengan agama Kristen. Telah dikenal bahwa agama Buddha merupakan agama missionary yang pertama di dunia. Ketika dapat mengumpulkan 60 orang Arahat, Buddha mengutus mereka untuk pekerjaan missi dengan kata-kata, “Mengembaralah, oh para Bikkhu, untuk kesejahteraan dunia…” dan seterusnya. Berbeda dengan Yesus, yang ketika Ia hidup tidaklah menginginkan ajarannya dibawa keluar dari bangsa Yahudi. Ia berkata kepada murid-muridnya : “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (Matius 10 : 5-6). Tetapi setelah kebangkitannya di hadapan murid-muridnya Ia berkata : “Jadikanlah semua bangsa muridku”. Hal ini berbeda dengan apa yang dikatakannya ketika Ia hidup.

Dalam mewartakan agama Buddha, missionaris-missionaris Buddha sudah aktif sejak dari awal mula. Konferensi ( konsili ) Agung Sangha ketiga yang diadakan di Pataliputra, 250 tahun setelah Sang Buddha mencapai Parinibbana, memutuskan untuk menyiarkan agama Buddha ke seluruh dunia. Demikianlah di bawah Kaisar Asoka, berbagai delegasi dhammaduta diutus ke pelbagai negara barat dan timur. Di barat, Alexandria di Mesir dan lima negara Yunani di Asia kecil disebutkan dalam Inskripsi Raja Asoka, juga dalam Mahavamsa.

Alexandria di Mesir yang disebutkan di situ adalah kota kedua dalam Kekaisaran Romawi. Kota tersebut merupakan pusat kebudayaan di dunia barat pada abad kedua sebelum Masehi. Separuh kapal-kapal dagang pada zaman itu berlabuh di pelabuhan kota. Tidak hanya sebagai pusat perniagaan tetapi juga sebagai pusat kebudayaan tempat barat dan timur bertemu. Di kota kosmopolitan ini, sarjana-sarjana dari daerah sekitarnya berkumpul untuk mendiskusikan filsafat dan ilmu pengetahuan. Mereka menggunakan fasilitas perpustakaan Alexandria yang termashyur itu yang memiliki perbendaharaan pengetahuan yang berharga.

Di sini sejumlah pengaruh agama Buddha datang melalui misionaris-missionaris Asoka, pengetahuan mengenai agama Buddha dan buku-buku yang dipengaruhi agama Buddha tersedia untuk sarjana-sarjana ini. Clement dari Alexandria (abad ke-2) menyebut-nyebut agama Buddha, Jain dan Brahmana dalam tulisannya. Ia menyebut nama Buddha. Pendeta Inge dalam tulisannya juga menyebutkan fakta-fakta yang sesuai bahwa Alexandria adalah tempat belajar dan pusat kebudayaan pada abad kedua Masehi. Di sini, dalam perpustakaan Alexandria inilah penulis-penulis Injil memperoleh pengetahuan tentang agama Buddha dan paham-paham Buddha yang menjadi latar belakang tulisan-tulisan mereka.

Hal ini menimbulkan pertanyaan bilamana Injil-injil ditulis dan oleh siapa? Cukup bertentangan dengan pendapat umum, Injil-injil menurut Matius, Markus, Lukas dan Yohanes bukanlah ditulis oleh mereka. Tidak ada bukti-bukti di dalam Injil-injil berkenaan dengan pengarangnya, kecuali dalam Injil Yohanes. Injil terakhir yang penuh dengan paham-paham Theologis yang berbeda dengan ajaran-ajaran Etika yang terdapat dalam ketiga Injil lainnya. Ini merupakan Injil yang diduga oleh para ahli sebagai hasil karya seorang Theolog yang lebih belakangan. Faustus seorang Manichean abad ketiga menyatakan : Tiap orang mengetahui bahwa Injil-injil bukanlah ditulis oleh Yesus Kristus ataupun oleh murid-muridnya sendiri, melainkan lama setelah mereka dan dipengaruhi oleh tradisi-tradisi ditulis oleh orang-orang yang mengetahui serta menduga bahwa tulisan-tulisan mereka tidaklah akan diterima oleh karena bukanlah datang dari observasi mereka sendiri. Oleh karena itu mereka menempatkan sebagai tradisi nama rasul-rasul pada masa itu.

Bahkan Augustine kepala gereja pada masa awal meyatakan, “Hal-hal yang sekarang dikenal sebagai agama Kristen muncul diantara agama-agama… maupun yang sudah ada sebelum agama Kristen muncul”. Hal ini menerangkan bagaimana ajaran-ajaran dan kepercayaan-kepercayaan dari agama-agama sebelum Kristen berkorporasi menjadi agama Kristen.

Keempat Injil ditulis pada masa pertengahan kedua abad kedua Masehi. Pada waktu itu semua murid Yesus telah meninggal. Karena Yesus menjanjikan kedatangannya yang kedua dan datangnya akhir zaman dalam waktu dekat, yaitu dalam masa hidup murid-muridnya, maka tidaklah dipikirkan untuk mencatat Injil atau yang diajarkan Yesus. Tetapi setelah murid Yesus yang terakhir bertahan Yohanes meninggal pada usia 120 tahun, ternyata ramalan Yesus tidak tergenapkan. Mereka kemudian menduga bahwa kedatangannya yang kedua baru akan terjadi nanti pada suatu waktu yang jauh.

Setelah gereja tumbuh dan berpengaruh dengan diangkatnya menjadi agama negara dari Kekaisaran Romawi, maka menjadi perlu untuk menulis Injil-injil dan kitab-kitab suci agama Kristen lainnya. Sampai waktu itu Perjanjian Lama, kitab suci bangsa Yahudi melayani kebutuhan agama Kristen. Sejak waktu itulah muncul sejumlah besar tulisan-tulisan suci sebagai Injil-injil dan surat-surat.

Lukas pada permulaan Injilnya, menyebutkan adanya banyak Injil. Ini merupakan sindiran terhadap 49 Injil yang semuanya mengaku otentik yang ada pada waktu itu. Bahkan surat Petrus yang kedua dalam Perjanjian Baru sekarang ini dikenal sebagai hasil karya seorang penulis yang memakai nama murid Yesus yang dihormati itu. Pengikut-pengikut Marcion menyatakan bahwa Injil Lukas merupakan saduran dari Injil yang ditulis oleh Marcion dengan hiasan-hiasan dan tambahan-tambahan.

PERJANJIAN BARU

Dari kekacauan ini Perjanjian Baru yang ada itu diseleksi dan disusun oleh Konsili yang diketuai oleh Paus di Damascus pada tahun 382 setelah Masehi. Ini kemudian disahkan oleh Konsili di Karthago dan kitab-kitab palsu yang dikenal sebagai ‘The Sunday Afternoon Literature of The Early Church’ tidak dipakai lagi. Sejak saat itu tidak ada lagi kontroversi mengenai siapa yang autentik.

Tidak hanya Marcionisme tetapi juga Therapeutae, Essenes dan Gnostic adalah sekte-sekte Kristen yang sudah ada sebelum kristalisasi Gereja Katholik. Semua sekte ini dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Buddha. Peraturan dan upacara penahbisan dilahirkan dari pengaruh agama Buddha. Mendiang pendeta Menzil berpendapat tanpa ragu-ragu bahwa upacara-upacara dan ritus-ritus Therapeutae berasal dari missionaris-missionaris Buddha Asoka yang datang ke Mesir. Kata Therapeutae sendiri berasal dari bahasa Pali Theraputta yang merupakan istilah bagi rahib Buddha terutama Samanera, Juga doktrin Essenes merupakan campuran antara Judaisme dan ajaran–ajaran Buddha yang dapat dilihat dari pandangan mereka mengenai keselamatan melalui perkembangan 8 Tingkatan sesuai dengan 8 Jalan Utama dari agama Buddha.

Basilides, Bardesanes, Corpocretes, Marcion dan Valentinus adalah guru-guru Gnostic yang agung yang hidup sebelum terbentuknya Gereja Katholik. Mereka merupakan orang-orang terpelajar yang mempelajari ajaran-ajaran agama dari Timur dan Barat. Pengetahuan mereka mengenai paham-paham Buddha diteruskan kepada pengikut-pengikut mereka dan kepada agama Kristen yang datang setelah mereka. Gnostic percaya akan Karma dan Kelahiran Kembali, yang menjelma sebagai doktrin Kristen dalam pekerjaan suci mereka Pistis Sophia yang artinya Love and Wisdom – Karuna dan Panna (kasih dan kebijaksanaan), dua sifat dasar yang ditekankan di dalam agama Buddha.

Bahwa penulis-penulis Injil mengambil paham-paham agama yang mereka peroleh dari perpustakaan Alexanderia dapatlah dimengerti bila kita melihat adanya persamaan-persamaan antara kehidupan Buddha dan Yesus. Bahan-bahan lebih lanjut yang diambil dari kitab-kitab suci agama Buddha akan menguatkan pendapat ini.

Marilah kita memeriksa cerita-cerita tentang kehidupan Buddha dan Yesus. Nyanyian-nyanyian dan puji-pujian oleh para Malaikat pada waktu kelahiran Yesus mengingatkan kepada nyanyian-nyanyian oleh para Dewa pada waktu kelahiran pangeran Siddharta. Sebagaimana ditunjukkan oleh Vasilijev, kelahiran Bodhisattva (calon Buddha) telah dinubuatkan oleh para ahli ramal karena munculnya Bintang Bunga di atas Horizon. Peristiwa ini sesuai dengan Bintang Bethlehem. Lalita Vistara menyebutkan bahwa para dewa menyembah di hadapan bayi Bodhisattva. Injil menyebutkan bahwa orang-orang Majus menyembah di hadapan bayi Yesus.

Baik ibu Buddha maupun ibu Yesus melahirkan putera mereka dalam perjalanan. Sebatang cabang Sal terikat di atas kepala bayi Bodhisattva. Setangkai daun Palm terlihat diatas kepala bayi Yesus dalam lukisan Voltaire di perpustakaan Born. Sebagaimana disebutkan dalam Asvaghosa Buddhacarita, Bodhisattva yang belum dilahirkan terlihat transparant dalam rahim ibunya. Seni abad pertengahan melukiskan Maria dalam model ini.

Menurut ceritera tradisional Tiongkok, raja Bimbisara diperingatkan terlebih dahulu akan kelahiran Bodhisattva dan dinasehati untuk menggunakan tentaranya membunuh sang pangeran. Disebutkan bahwa raja menolak nasehat tersebut. Herodes disebutkan telah memerintahkan untuk membunuh semua anak di bawah usia 3 tahun dengan maksud untuk membunuh Yesus. Sama sekali tidak ada bukti sejarah mengenai pembunuhan bayi-bayi tersebut baik dari catatan-catatan Yahudi maupun Romawi dan seluruh ide ini merupakan mitos yang diambil dari legenda Mahayana.

Empat dewa pengasuh menyambut bayi Bodhisattva yang baru lahir. Empat raja dari Timur mengunjungi bayi Yesus di Bethlehem. Pangeran muda Siddharta adalah seorang murid yang brilliant dan ahli debat yang cakap. Sesuai dengan ini Yesus pada umur dua belas tahun digambarkan sebagai ahli debat yang cakap, yang berdebat dengan alim-ulama atau rabi-rabi Yahudi terpelajar di dalam Bait Allah mereka di Yerusalem. Hal ini tidak mungkin, karena bukanlah kebiasan rabi-rabi yang terpelajar ini untuk menghibur ataupun berdebat dengan anak-anak di dalam Bait Allah mereka di Yerusalem.

Cobaan terhadap Yesus oleh setan diambil dari cobaan Mara terhadap Bodhisattva. Menurut cerita tradisional Mahayana Bodhisattva berpuasa 49 hari setelah Ia mencapai penerangan. Serupa dengan ini Yesus berpuasa 40 hari. Setelah mengalahkan Mara Buddha memproklamasikan ajaran-ajarannya ke dunia. Dhammanya disebut ‘Subbhashita’ yang artinya berita baik, kata ‘Injil’ juga berati ‘berita baik’. Cerita tradisional Mahayana menyebutkan bahwa Bodhisattva dibawa ke puncak gunung diperlihatkan sebuah kota yang amat indah di bawahnya dan dijanjikan jabatan raja jika Ia menurut kepada Mara. Sesuai dengan ini kita temukan dalam Injil cerita tentang cobaan terhadap Yesus.

Banyak tokoh pertapa, brahmana maupun para dewa memberikan kesaksian atas penerangan sempurna Sang Buddha. Yesus mempunyai seorang Yohanes Pembabtis, seorang nabi kharismatik yang memberi kesaksian bahwa “Terang” itu telah datang. Ketika Bodhisattva meningalkan cara hidupnya yang keras dan makan, pertapa-pertapa temannya menyebutnya sebagai orang yang rakus. Orang-orang yang melihat Yesus makan dan minum sesuka hati menyebutnya sebagai orang yang lahap dan peminum. Buddha mencuci kaki seorang rahib sakit yang mengibakan hati, serupa dengan ini Yesus membasuh kaki murid-muridnya.

Dharmapada Tiongkok menyebutkan bahwa Buddha berjalan di atas air. Juga disebutkan bahwa salah seorang muridnya yang bernama Punna berjalan di atas gelombang-gelombang dan meredakan angin ribut di laut untuk menolong para pelaut yang berada dalam keadaan bahaya. Petrus disebutkan dalam injil mencoba perbuatan ini, tetapi Ia mulai tenggelam dan ditolong oleh Yesus. Disebutkan pula Yesus menghardik angin ribut dan gelombang di sebuah danau.

Buddha disebutkan seolah-olah telah turun dari surga di Sankassa. Injil-injil menyebutkan seolah-olah Yesus tampak dalam serombongan Malaikat surga untuk memuliakannya. Ketika gajah Nalagiri yang ganas menyerang Buddha, semua murid-muridnya lari kecuali Ananda. Semua murid-murid Yesus lari ketika Ia ditangkap di Getsemani. Diantara murid-murid Buddha, Devadatta yang tidak setia. Yesus mempunyai Yudas Iskariot yang menghianatinya.

TIDAK ADA SESUATU YANG BARU YANG DISEBUTKAN

Menurut Injil-injil terjadi kegelapan antara pukul dua belas hingga pukul tiga setelah Yesus disalibkan. Tidak ada penulis Romawi, sejarahwan ataupun penulis Yahudi yang pernah menyebutkan peristiwa tersebut. Yesus hidup dalam sejarah dan zaman di mana penulis-penulis Romawi telah mencatat dengan sangat teliti sekali semua fenomena-fenomena alam yang mereka observasi seperti gempa bumi, meteor, gerhana, komet, bintang-bintang dan sebagainya. Tidak ada sesuatupun yang disebutkan mengenai peristiwa yang tidak seperti biasanya ini. Gibbon dalam ‘Decline and Fall of The Roman Empire’ mengomentari anomali ini dengan sebuah sarkasme. Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa cerita mengenai kegelapan ini diilhami oleh kejadian serupa dalam cerita tradisional Buddhis ketika Buddha mencapai Maha Parinibbana.

Pengaruh agama Buddha terlihat lebih lanjut dalam ajaran Kristen. Ajaran-ajaran Buddha dalam bentuk tersamar ditemukan dalam Injil-injil sebagai doktrin Kristen. Tidak ada sesuatu yang baru dalam ajaran-ajaran Yesus yang tidak ada dalam agama-agama sebelumnya.

“Aku memberikan perintah baru kepada kamu yaitu supaya kamu saling mengasihi”. Adalah pernyatan kembali dari kata-kata Buddha “Akkodena jinekodam, asadum sadune jine”. Dalam Mahayana Sutra disebutkan “Perlakukanlah orang lain sebagaimana kamu ingin mereka memperlakukan kamu”. Ini diajarkan sebagai ajaran emas Yesus dalam agama Kristen. Kata-kata Buddha. ‘Yadisam vapate bijam tadisam harate phalam’ menjelma menjadi ‘hukum tabur-tuai’ dalam ajaran Kristen.

Perumpamaan-perumpamaan Buddhaghosha juga telah mempengaruhi penulis-penulis Injil. Buddhaghosha menyebutkan bahwa dengan melihat seorang wanita dengan nafsu, kehidupan seorang Brahmacari telah ternoda. Yesus mengatakan bahwa setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berjinah dengan dia di dalam hatinya. “Orang buta menuntun orang buta” di dalam Injil diambil dari Lalita Vistara.

“Berilah kepada orang yang meminta kepadamu” adalah pengulangan kembali dari kata-kata Buddha “Dajja appasminhi yachito”. “Air sejuk secangkir” ditemukan dalam terjemahan ke dalam bahasa Tionghoa dari Mahayana Sutra ‘Ta Tan Yan Kiu Lu’.

Murid-murid Yesus yang dikatakan sebagai orang yang tidak percaya kepada Karma dan kelahiran kembali ditunjukkan dalam cerita tentang orang yang buta sejak lahir dan bertanya apakah keadaannya disebabkan oleh dosa-dosa sendiri atau dosa-dosa orang tuanya. Terdapat kejadian yang serupa dalam Saddharma Pundarika Sutra, dimana di dalamnya disebutkan bahwa orang yang dilahirkan buta sejak lahir karena sejumlah akusala kamma yang dibawanya. Yesus menunjukkan fakta bahwa apa yang masuk ke dalam mulut tidak dapat menajiskannya adalah pengulangan kembali dari kata-kata Buddha dalam Amagandha Sutra. Ajaran Kristen untuk memberikan pipi kanan kepada orang yang menampar pipi kiri diambil dari nasehat Buddha kepada Punna sebelum Ia berangkat ke Sunaparanta. "Janganlah memukul setelah dipukul", Buddha berkata pada kesempatan itu.

Lagi-lagi dalam perumpamaan Yesus kita melihat pengaruh paham-paham Buddha. “Kerajaan surga seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah, setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu”. Lambang suci agama Buddha Mahayana adalah permata dari mutiara. Sastra agama Buddha Tiongkok menyebutkan bahwa seorang yang telah menemukan mutiara yang sangat berharga (kebijaksanaan) melemparkannya kembali ke dalam laut, setelah Ia bertekad mengeringkan laut untuk mendapatkannya kembali.

Buddha dalam menunjukkan kebajikan membandingkannya dengan benih-benih yang ditaburkan di atas tanah subur. Dalam sebuah stanza “Saddha bijam tapo vutti”, Buddha membandingkan dirinya sendiri sebagai penabur dan pembajak. Demikian pula terdapat perumpamaan yang terkenal tentang seorang penabur dalam ajaran Kristen. Persembahan seorang janda miskin diambil dari hal yang serupa di dalam Kalpana Manditika. Rumah yang didirikan diatas pasir diambil dari Lalita Vistara. Cerita tentang Yesus meminta air kepada seorang wanita diambil dari cerita serupa tentang Ananda.

Banyak lagi yang dapat dibicarakan dalam hal ini. Fakta-fakta yang disebutkan di atas akan memberikan pengetahuan bagaimana jauhnya pengaruh agama Buddha dalam membentuk Injil-injil agama Kristen. Dapat disebutkan bahwa perpustakaan Alexandria telah dimusnahkan oleh sekelompok orang-orang Kristen yang fanatik di bawah pimpinan seorang Uskup pada tahun 391 setelah Masehi. Sejak itu sumber-sumber dari mana penulis-penulis Kristen memperoleh pengetahuan mereka mengenai agama-agama lain telah musnah dari dunia ini. Akhirnya saya dapat menceritakan bahwa Bodhisattva telah dinyatakan suci oleh gereja Katholik sebagai Santo Josaphat. Max Muller mengomentari hal ini dan mengatakan bahwa guru Kapilavastu itu telah dihormati oleh Gereja Katholik dengan menjadikannya seorang Santo.

Seseorang yang membaca cerita Santo Josaphat akan segera menemukan bagaimana cerita Bodhisattva’s Great Renunciation tersebar ke barat dan menimbulkan kegaguman dari orang beragama di barat.

“Agama Kristen seperti sebuah sungai yang mengaliri daerah yang amat luas. Di banyak titik dengan nyata ia memperlihatkan infiltrasi dari paham-paham timur”, Bardesanes, guru Gnostik yang terakhir mengakui pengaruh ajaran-ajaran agama Buddha. 

Pengalaman Buddhis: 11.000 Orang Alihkeyakinan Jadi Buddhis

Pengalaman Buddhis: 11.000 Orang Alihkeyakinan Jadi Buddhis: "11.000 Orang Alihkeyakinan Jadi BuddhisSaturday, January 30, 2010India, Express News Service --Hampir 11.000 orang, termasuk mereka yang ber..."

Senin, 14 Februari 2011

Saṃyutta Nikāya - Khotbah-Kohotbah Berkelompok Sang Buddha

Saṃyutta Nikāya
Khotbah-Khotbah Berkelompok Sang Buddha
Terjemahan baru oleh Bhikkhu Bodhi
Samyutta NikayaSaṃyutta Nikāya adalah salah satu kumpulan paling penting dari khotbah-khotbah Sang Buddha yang diabadikan dalam Kanon Pali. Sebagian isinya dipastikan berasal dari konsili Buddhis pertama dan demikian juga berasal dari periode tertua dalam sejarah Buddhis. Saṃyutta Nikāya adalah sebuah harta berlimpah ajaran Buddhis yang mengungkapkan, sejelas seperti yang diinginkan, filosofi dan praktik Buddhisme selama pada masa yang paling awal.
Karena Saṃyutta Nikāya berisi sangat banyak sutta yang berhubungan dengan ajaran-ajaran inti ini, bagi orang yang ingin memahami Dhamma secara mendetil dan mendalam, tidak dapat mengabaikan untuk mempelajari Saṃyutta Nikāya dengan saksama. Buku ini bukan buku yang dibaca seperti sebuah novel. Anda tidak seharusnya membaca buku ini dengan cepat dan menyingkirkannya, tetapi seharusnya membaca dengan perlahan dan teliti, mencatat, menikmati sedikit setiap hari (seperti sepotong kue yang lezat) dan mencerna setiap bagian yang Anda pelajari. Ini adalah buku yang seharusnya tetap bersama Anda dalam hidup Anda. Buku ini adalah sebuah cahaya untuk menerangi malam gelap perjalanan Anda dalam saṃsāra, perputaran kelahiran dan kematian, buku ini adalah sebuah matahari terang yang menyinari tanpa batas dan teman yang memberikan petunjuk yang selalu dapat menolong. Seseorang dapat sesungguhnya berkata, tanpa dilebih-lebihkan, bahwa Saṃyutta Nikāya adalah kunci untuk membuka harta karun ajaran asli Sang Buddha yang tertimbun paling dalam. Bahkan para guru Buddhis belakangan, seperti Nāgārjuna dan Asanga, sering merujuk pada Saṃyutta untuk mencari inspirasi dan pencerahan. Untuk mendirikan dasar yang kokoh dalam praktik, Saṃyutta akan selalu dapat membantu.

Sumber :  http://dhammacitta.org/perpustakaan/samyutta-nikaya-khotbah-khotbah-berkelompok-sang-buddha/